Satu dekad reformasi di Indonesia: proses pendemokrasian dan impak transformasi politik pasca-orde baru

Abstract

Kertas ini akan membincangkan mengenai proses pendemokrasian yang berlaku di Indonesia pada tahun 1998 serta impaknya terhadap politik Orde Baru. Sebelum sampai pada perbincangan tersebut, pada bahagian awal (pertama), akan dibahas bagaimana rejim Orde Baru membangun legitimasi dan mengapa rejim ini mengalami kereputan politik. Salah satu fenomena yang paling menonjol pada paruh kedua abad ke-20 adalah munculnya proses pendemokrasian di banyak negara, termasuk juga Asia (Tenggara). Dengan menggunakan kerangka kerja pendemokrasian yang dikenalkan oleh Huntington-replacement, transformation dan transplacement, kertas ini akan mengelaborasi sejauhmana transformasi politik ke arah sistem yang demokratik di Indonesia mengikuti salah satu daripada ketiga-tiga proses tersebut. Huraian lain yang dianalisis dalam kertas ini adalah impak reformasi terhadap budaya politik Orde Baru di peringkat nasional dan lokal. Hujah utama dari transformasi ini adalah perbaikan ke atas sistem politik Orde Baru. Namun malangnya, merujuk pada tiga kes: sistem kepartian, autonomi daerah dan pemekaran daerah (redistricting), maka dapatlah disimpulkan bahawa walaupun Indonesia demokratik belumlah cukup untuk menunjangi perubahan politik yang revolusioner. Faktor telah menjalani satu dekad reformasi tetapi transformasi politik ke arah sistem yang mungkin menyebabkan hal ini adalah munculnya politik identitas dan perilaku 'banditisme' hampir di semua aras politik di Indonesia.