Stratigrafi dan sedimentasi endapan teras ke-3 ngandong serta hubungannya dengan akumulasi fosil vertebrata yang terkandung di dalamnya

Abstract

Endapan teras Ngandong merupakan salah satu dari banyak endapan teras di sepanjang aliran Bengawan Solo. Endapan ini banyak dipelajari oleh ahli-ahli geologi, paleontologi dan paleoanthropologi. Hal ini disebabkan karena endapan tersebut merupakan salah satu satuan batuan kuarter yang tersingkap baik dan banyak mengandung fosil vertebrata dan fosil hominid, meskipun bersifat fragmentaris. Telah banyak dilakukan penelitian pada endapan teras Ngandong (Ter Haar 1931, 1934; Koenigswald 1951; Sartono 1976). Penelitian tersebut terutama dilakukan untuk menentukan posisi stratigrafis, genesa endapan teras sepanjang aliran Bengawan Solo, serta hampir selalu dihubungkan dengan adanya kandungan fosil vertebrata di dalamnya. Di samping itu juga telah dilakukan penelitian geologi khusus mengenai endapan teras ke-3 Ngandong oleh Moelyadi (1977) dan Widiasmoro (1978) bersamaan dengan penggalian paleoanthropologi yang dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional Yogyakarta. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang terakhir dari teras ke-3 Ngandong (penggalian ke--3) yang dilakukan bersamaan dengan penggalian paleoanthropologi. Hasilnya adalah urutan stratigrafi endapan teras ke-3 Ngandong serta penafsiran sedimentasinya. Hasil tersebut diharapkan nantinya dapat dipakai sebagai pembanding dengan stratigrafi dan sedimentasi endapan-endapan teras yang lain dari Bengawan Solo dan akhirnya akan mengarah ke analisis paleogeografi pada kala pembentukan endapan-endapan teras tersebut. Penafsiran awal tentang paleogeografi dari daerah ini sebenarnya secara singkat telah dikemukakan oleh Sartono (1976) atas dasar hasil studinya tentang endapan teras di daerah aliran Bengawan Solo.