Please use this identifier to cite or link to this item: https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777689
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSri Soejatmi Satari-
dc.date.accessioned2025-01-21T07:18:22Z-
dc.date.available2025-01-21T07:18:22Z-
dc.identifier.urihttps://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777689-
dc.description.abstractGapura Bajang Ratu dalam konteks lingkungannya. Sejak dikenalnya nama Bajang Ratu hingga saat ini, baik penduduk setempat maupun peneliti-peneliti umumnya berpendapat bahwa gapura tersebut merupakan pintu gerbang, setidak-tidaknya salah satu pintu masuk kompleks kraton Majapahit. Gapura ini berbentuk pintu berpuncak tunggal atau paduraksa. Tiga kilometer sebelah barat laut Bajang Ratu terdapat gapura Wringin Lawang yang berbentuk candi bentar, yang umumnya merupakan pintu gerbang luar dari kompleks candi atau bangunan. Lebih kurang 600 m. di sebelah tenggara Bajang Ratu terdapat pemandian candi Tikus, dan 200 m. di sebelah baratnya terletak desa yang bernama Kraton. Desa lain yang bernama Kedaton terletak agak jauh, lebih kurang dua kilometer di sebelah barat daya. Gapura Bajang Ratu yang tinggi seluruhnya mencapai 16.5 meter, terdiri dari kaki dan badan bangunan setinggi 7 meter dan atap yang tinggi dan langsing, terdiri dari tingkatan-tingkatan horisontal dengan puncak berbentuk persegi. Bentuknya mirip dengan atap "candi bertanggal" dari Panataran (Bernet Kempers 1959, gb. 274). Seperti umumnya bangunan-bangunan zaman Majapahit, gapura Bajang Ratu dibuat dari bata. Ukurannya besar, ialah 37 X 21 X 7.5 cm. Lantai dan anak tangga gapura terbuat dari batu andesit. Kiri kanannya diapit oleh sayap yang kini tinggal fragmen bagian kanan dan sebagian tembok keliling. Pada sayap kanan terdapat dinding berbentuk panil sempit atau pintu semu dengan bingkai yang tebal. Sayap bangunan yang melekat pada badan gapura dihias relief yang menggambarkan dua orang yang sedang berkelahi. Penampil-penampil gapura dihias dengan pelipit bawah, pelipit tengah dan pelipit atas yang masing-masing diukir dengan rangkaian bunga atau hiasan belah ketupat panjang. Tampak bawah ada beberapa pelipit yang belum sempat diukiri.en_US
dc.language.isoinden_US
dc.subjectArkeologi Indonesiaen_US
dc.subjectPintu gerbangen_US
dc.subjectMajapahiten_US
dc.subjectGapura Bajang Ratuen_US
dc.titlePerkiraan pertanggalan Gapura Bajang Ratuen_US
dc.typeSeminar Papersen_US
dc.format.pages241-252en_US
dc.identifier.callnoDS621.P47 1980 katsemen_US
dc.contributor.conferencenamePertemuan Ilmiah Arkeologi-
dc.coverage.conferencelocationJakarta, Indonesia-
dc.date.conferencedate1980-02-25-
Appears in Collections:Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding

Files in This Item:
There are no files associated with this item.


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.