Please use this identifier to cite or link to this item: https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777636
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorR. P. Soejono-
dc.date.accessioned2025-01-20T07:12:57Z-
dc.date.available2025-01-20T07:12:57Z-
dc.identifier.urihttps://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777636-
dc.description.abstractIndustri paleolitik di Indonesia, khususnya yang menghasilkan alat-alat batu masif tipe Pacitanan, merupakan hal yang menarik hingga kini, teristimewa karena menyangkut dua masalah pokok yang belum terpecahkan, yang satu berhubungan dengan pertanggalan alat-alat batu dan yang lain dengan manusia penciptanya (Soejono 1977). Pada segi taksonomik telah tercapai suatu tingkat interpretasi yang cukup luas tentang jenis dan teknik pembuatan alat-alat batu (Movius 1949; van Heekeren 1955; 1972: 32-51, 58-59, 66-72; Soejono 1962; Mulvaney 1970; Jacob et. al 1978). Perihal fungsi alat-alatnya belum ada pendapat yang secara sistematik menjelaskan kegunaan tiap-tiap jenis alat. Movius mengatakan, bahwa penentuan fungsi alat-alat tipe Pacitanan adalah spekulatif, lebih-lebih yang berasal dari Kala Plestosen, yaitu suatu masa yang sudah jauh silam. Sebutan atau penamaan alat-alat paleolitik masih semata-mata bersifat teknis untuk keperluan klasifikasi alat-alat dan tidak menyangkut masalah fungsi. Secara umum alat-alat tersebut dapat dijelaskan penggunaannya sebagai alat untuk menebas (menetak), memotong dan menyerut (Movius 1949: 349-350). Tentang hal pertanggalan alat-alat paleolitik Indonesia sudah sejak lama diusahakan berbagai jalan pemecahan. Dasar tipologik pernah digunakan Von Koenigswald untuk menduga umur alat-alat batu dari Punung (Pacitan). Kesimpulannya ialah, bahwa alat-alat Pacitanan mirip dengan tipe Chellan di Eropa yang digolongkan sebagai tipe paleolitik awal (Von Koenigswald 1936). Tipe Chellan ini ditempatkan pada tingkat Plestosen Tengah di Eropa. Bentuk alat-alat Pacitanan tampak sederhana dan sebagian besar memperlihatkan kortex yang melekat pada permukaan batu; karena itu terdapat kecenderungan untuk memberikan umur Plestosen Tengah pada alat-alat Pacitanan ini. Penelitian geologisstratigrafis di daerah Punung khususnya dan di lokasi-lokasi paleolotik lain di Indonesia umumnya, selama ini belum sampai pada suatu tingkat pemastian umur alat-alat tipe Pacitanan, yaitu apakah alat-alat tipe ini berasal dari Plestosen Tengah atau dari Plestosen Akhir.en_US
dc.language.isoinden_US
dc.subjectTapak arkeologien_US
dc.subjectArkeologi Indonesiaen_US
dc.subjectPaleolitiken_US
dc.subjectFosilen_US
dc.titleData baru tentang industri paleolitik di Indonesiaen_US
dc.typeSeminar Papersen_US
dc.format.pages33-46en_US
dc.identifier.callnoDS621.P47 1980 katsemen_US
dc.contributor.conferencenamePertemuan Ilmiah Arkeologi-
dc.coverage.conferencelocationJakarta, Indonesia-
dc.date.conferencedate1980-02-25-
Appears in Collections:Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding

Files in This Item:
There are no files associated with this item.


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.