Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777635
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Jacob, T. | - |
dc.date.accessioned | 2025-01-20T07:05:25Z | - |
dc.date.available | 2025-01-20T07:05:25Z | - |
dc.identifier.uri | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/777635 | - |
dc.description.abstract | Bertutur adalah salah satu ciri khas manusia, di samping mempunyai organisasi sosial dan membuat alat. Ketiganya merupakan ciri bio-kultural dan fenomen populasi. Secara biologis morfologis manusia adalah primat yang berdiri tegak dan mempunyai otak yang besar; otak yang besar inilah yang mengakibatkan ia berbudaya, termasuk berbahasa. Bertutur adalah melakukan komunikasi vokal dengan bahasa, yaitu mempergunakan lambang-lambang suara untuk menyampaikan dan menerima informasi. Bahasa merupakan sistem komunikasi terbuka, yang dapat menyampaikan informasi baru dan tidak terikat pada waktu serta ruang. Untuk dapat bertutur manusia harus dapat membuat koda suara yang melambangkan suatu gagasan dan dapat memecahkan koda suara itu menjadi gagasan yang sama. Dalam bertutur diperlukan dua struktur pokok, yaitu struktur sentral di otak, dan struktur perifer berupa alat produksi suara dan indera penangkap suara. Di samping itu bagian-bagian tubuh lain dapat turut serta dalam bertutur. Pusat-pusat tutur di otak diperlukan untuk membuat gagasan-gagasan dan memahaminya, serta mengatur dan mengkoordinasi alat-alat produksi suara; di samping itu perlu pula asosiasi dengan indera yang lain-lain dan ingatan. Alat produksi suara yang pokok dalam bertutur adalah tenggorok dan saluran suara di atasnya, yaitu hulu kerongkongan, rongga hidung dan rongga mulut serta struktur-struktur di dalamnya. Produksi suara terjadi oleh nafas yang keluar melalui celah suara, yang kemudian diubah oleh pita suara, hulu kerongkongan, lidah, anak tekak, rahang bawang dan bibir. Bukti-bukti bertutur pada manusia purba sukar sekali ditentukan, lebih-lebih bukti langsung. Sebabnya ialah karena salah satu ciri bertutur adalah kesementaraannya. Juga pusat tutur dan alat produksi suara yang kita bicarakan tadi adalah bagian lunak dan tidak tertinggal sebagai fosil. Dari bagian-bagian keras tubuh yang tertinggal sebagai fosil dicobalah cari bukti-bukti yang menunjukkan kemampuan bertutur. | en_US |
dc.language.iso | ind | en_US |
dc.subject | Manusia purba | en_US |
dc.subject | Pithecanthropus | en_US |
dc.subject | Bertutur | en_US |
dc.title | Dapatkah Pithecanthropus bertutur | en_US |
dc.type | Seminar Papers | en_US |
dc.format.pages | 21-32 | en_US |
dc.identifier.callno | DS621.P47 1980 katsem | en_US |
dc.contributor.conferencename | Pertemuan Ilmiah Arkeologi | - |
dc.coverage.conferencelocation | Jakarta, Indonesia | - |
dc.date.conferencedate | 1980-02-25 | - |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.