Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/395405
Title: | Kesultanan Makassar abad ke-17 |
Authors: | Mukhlis PaEni |
Conference Name: | Seminar Antarabangsa Kesultanan Melayu Nusantara : Sejarah dan Warisan |
Keywords: | Kesultanan Makassar Kerajaan Gowa |
Conference Date: | 08/05/2005 |
Conference Location: | Hotel Istana, Kuantan Pahang Darul Makmur |
Abstract: | Kerajaan Gowa yang kemudian di abad ke-17 lebih dikenal dengan Kesultanan Makassar (The Kingdom of Macassar), adalah sebuah kerajaan di Nusantara yang memegang peranan penting selama 2 abad, sepanjang abad ke-16-17 di Indonesia bahagian Timur. Kerajaan Gowa atau Kesultanan Makassar semula merupakan negeri-negeri kecil yang berupa kumunitas lokal yang bernama Kasuwiang. Ada sembilan daerah/kasuwiang yang menjadi cikal-bakal kesultanan Makassar; (1)Tombolo, (2)Lakiung, (3)Saumata, (4)Parang-parang, (5)Data, (6)Agang Jekne, (7)Bisei, (8)Kalling, dan (9) Sero. Kesembilan negeri-negeri kecil tersebut membentuk sebuah Federasi yang diketuai oleh seorang yang disebut Paccallaya. Paccallaya berperan sebagai Primus Interpares. Karena ia tidak saja menjadi ketua dari gabungan negeri-negeri kecil itu tetapi juga, sebagai hakim yang menyelesaikan sengketa antara mereka dan juga sebagai orang tua yang sangat dihormati. Peran Pacallaya selaku ketua Federasi berakhir sekitar abad ke-14 ketika para raja-raja kecil dari sembilan Kasuwiang bersama Pacallaya sepaket mengangkat seorang wanita cantik yang tidak diketahui asai-usulnya, sebagai raja mereka. |
Pages: | 675-701 p. |
Call Number: | JC375.S453 2005 sem j.5 |
Publisher: | Lembaga Muzium Negeri Pahang dan kerjasama ATMA, UKM |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.