Please use this identifier to cite or link to this item: https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/395404
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorSusanto Zuhdi-
dc.date.accessioned2023-06-15T08:00:03Z-
dc.date.available2023-06-15T08:00:03Z-
dc.identifier.otherukmvital:128359-
dc.identifier.urihttps://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/395404-
dc.description.abstractTidak seperti yang masih berlangsung di Malaysia dan Brunei, pada umumnya kerajaan yang dulu pernah berkuasa di wilayah yang kemudian bernama Indonesia, tidak lagi berdaulat, sejak kemerdekaan 1945 sampai kira-kira tahun 1960. Di antara kerajaan-kerajaan itu hanya Yogyakarta yang bisa disebut sebagai' 'kelanjutan (meskipun sebagian kecil) dari Kerajaan Mataram yang didirikan Panembahan Senopati pada tahun 1584. Status Yogyakarta adalah Daerah Istimewa yang berarti tetap berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwana sekaligus sebagai Gubernur dan Paku Alam, sebagai Wakil Gubernur baerah Istimewa Yogyakarta.-
dc.language.isomay-
dc.publisherLembaga Muzium Negeri Pahang dan kerjasama ATMA, UKM-
dc.subjectKesultanan Butuni-
dc.titlePerahu yang berlayar di antara karang-karang Kesultanan Butuni (1491-1960)-
dc.typeSeminar Papers-
dc.format.pages702-734 p.-
dc.identifier.callnoJC375.S453 2005 sem j.5-
dc.contributor.conferencenameSeminar Antarabangsa Kesultanan Melayu Nusantara : Sejarah dan Warisan-
dc.coverage.conferencelocationHotel Istana, Kuantan Pahang Darul Makmur-
Appears in Collections:Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding

Files in This Item:
There are no files associated with this item.


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.