Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/395391
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Tuanku Luckman Sinar Basarsyah-II | - |
dc.date.accessioned | 2023-06-15T07:59:50Z | - |
dc.date.available | 2023-06-15T07:59:50Z | - |
dc.identifier.other | ukmvital:127753 | - |
dc.identifier.uri | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/395391 | - |
dc.description.abstract | Salah seorang Laksemana yang gagah berani dan Sultan Iskandar Muda Aceh yang berjasa menaklukkan pantai timur dan pantai barat Sumatera, serta menaklukkan Perak dan Pahang, kawin dengan adik Raja Urung Sunggal, sebuah daerah Batak Karo yang masuk Melayu (sudah di-Islamkan). Maka oleh empat raja-raja Urung Batak Karo yang sudah Islam (Masuk Islam) di Deli ia dirajakan pada tahun 1630 Masehi. Maka terbentuklah lembaga Datuk Berempat di Deli dan Raja Urung Sunggal bertugas selaku Ulon Janji(mengucapkan taat setia dari Orang-orang Besar dan rakyat) ketika Raja Deli itu ditabalkan. Pada masa pemerintahan Raja Deli ke-2, Tuanku Panglima Perunggit Deli memutuskan hubungan dengan Aceh dan memproklamasikan Kemerdekaan Deli pada tahun 1669. Pada masa Raja Deli yang ke-3, Tuanku Panglima Paderap, yang mangkat pada tahun 1723 Masehi terbitlah kemelut siapa pengganti calon raja, karena putera yang tertua cacat matanya maka ia didiskualifisir sebagai calon pengganti. Tiba-tiba putera yang nombor 2, Tuanku Pasutan, mengambil alih tahta dan mengusir adiknya bernama Tuanku Umar bersama ibundanya Permaisuri Tuanku Puan Sampali ke wilayah Serdang. Sebenarnya menurut adat Melayu, Tuanku Umar yang seharusnya menjadi pengganti ayahandanya menjadi Raja Deli, karena baginda putera gahara (permaisuri), tetapi karena masih dibawah umur baginda tersingkir. Agar jangan terjadi perang saudara, maka duo dari Orang Besar Deli, iaitu Raja Urung Sunggal dan Raja Urung Senembah bersama-sama dengan seorang Raja Urung Batak Timur yang menghuni wilayah Serdang bagian Hulu di Tanjung Mewara dan seorang pembesar dari Aceh (Kerajaan Lumu), lalu merajakan Tuanku Umar itu selaku Raja Serdang yang pertama pada tahun 1723 Masehi itu. | - |
dc.language.iso | may | - |
dc.publisher | Lembaga Muzium Negeri Pahang dan kerjasama ATMA, UKM | - |
dc.subject | Kerajaan Serdang | - |
dc.subject | Kesultanan Melayu-Islam | - |
dc.title | Kerajaan Serdang, Kesultanan Melayu-Islam | - |
dc.type | Seminar Papers | - |
dc.format.pages | 416-453 p. | - |
dc.identifier.callno | JC375.S453 2005 sem j.3 | - |
dc.contributor.conferencename | Seminar Antarabangsa Kesultanan Melayu Nusantara : Sejarah dan Warisan | - |
dc.coverage.conferencelocation | Hotel Istana, Kuantan Pahang Darul Makmur | - |
dc.date.conferencedate | 08/05/2005 | - |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.