Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/393596
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Sri Walyoto | - |
dc.contributor.author | Jamal Othman | - |
dc.date.accessioned | 2023-06-15T07:39:43Z | - |
dc.date.available | 2023-06-15T07:39:43Z | - |
dc.identifier.other | ukmvital:83178 | - |
dc.identifier.uri | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/393596 | - |
dc.description.abstract | Agribisnis kelapa sawit mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan secara nasional. Kontribusi yang besar baik dalam penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dalam negeri, peningkatan devisa dan penerimaan pajak dapat diharapkan atas pengembangan bisnis kelapa sawit. Pemanfaatan lahan tidak terurus, dan pengembangan perkebunan kewilayah Indonesia timur dengan pola inti plasma dengan memberdayakan organisasi kelembagaan petani akan diperoleh suatu solusi yang optimal dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit nasional. Penarikan zakat pertanian dari perkebunan kelapa sawit dapat dipergunakan untuk mernbantu penyelesaian masalah lingkungan dan sosial. Kerja keras dengan saling koordinasi segenap elernen pemerintah dengan para pelaku bisnis kelapa sawit sangat diperlukan. PENDAHULUAN Kelapa sawit di Indonesia merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal scbagai minyak sayur bcrasal dari Amcrika. Brazil dipcrcaya scbagai tempat pertama kali tumbuhnya tanarnan ini, yang selanjutnya menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Fasifik selatan dan Asia Tenggara. Pcrkcbunan kelapa sawit pertama di Indonesia dibangun oleh Schadt seorang Jerman pada tahun 1911 di Tanahitam, l lulu, Sumatera Utara, Pulau Sumatera tcrutama Sumatera Utara, Larnpung dan Aceh mcrupakan pusat penanaman kelapa sawit yang pertama kali di Indonesia, yang selanjutnya berkembang ke Jawa Barat (Garut selatan, Banten selatan), Kalimantan Barat dan Timur, Riau, Jambi dan Irian Jaya. Tahun 1984 luas perkebunan kelapa sawit sekitar 512.021 hektar dengan produksi sekitar 1.147.190 ton. Benih yang ditanam pada tahun itu berasal dari Mauritius Afrika. Pada tahun 2003 areal pcrkebunan kelapa sawit mcncapai 4.926.080 hcktar dcngan total produkasi 10.082.902 ton. Ini bcrarti telah mclebihi estirnasi seluas 2,7 juta hektar dengan produksi 9,9 juta ton pada tahun 2005(Ditjcn Pcrkcbunan, 2(05). Peningkatan penduduk dunia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bertambahnya permintaan produk bahan rnakanan, termasuk didalamnya bahan makanan minyak. Pcnduduk dunia yang mencapai 6,3 miliar di tahun 2002, dimana Cina dan India yang merupakan negara berpenduduk padat didunia, konsumsi minyak makan sangat bergantung dari irnpor. Data tahun 1994-2003 konsumsi minyak rnakan dunia menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan sebagaimana nampak pada tabel 1.1 (Oil World, 12 Desember, 2003). | - |
dc.language.iso | may | - |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta; UKM, Bangi | - |
dc.subject | Kelapa sawit | - |
dc.subject | Pertanian | - |
dc.title | Perkembangan agribisnis kelapa sawit dan dampak lingkungan | - |
dc.type | Seminar Papers | - |
dc.format.pages | 14 p. | - |
dc.identifier.callno | HD29.I556 2005 sem | - |
dc.contributor.conferencename | International Seminar [on] Empowering Economy & Business in Free Trade Era | - |
dc.coverage.conferencelocation | Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta | - |
dc.date.conferencedate | 13/12/2005 | - |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.