Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/778054
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | D.D. Bintarti | - |
dc.date.accessioned | 2025-02-25T04:18:34Z | - |
dc.date.available | 2025-02-25T04:18:34Z | - |
dc.identifier.uri | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/778054 | - |
dc.description.abstract | Sesungguhnya saya agak ragu-ragu untuk menulis makalah dengan judul seperti tersebut di atas. Pertama karena waktu penelitiannya yang hanya sekilas, kedua karena sempitnya waktu untuk menelaah lebih mendalam bahan-bahan bacaan sebagai bahan analisis. Tetapi akhirnya pemilihan judul ini tetap sebagai suatu dorongan juga disebabkan beberapa hal, antara lain mengingat sangat sedikitnya kertas kerja dalam pertemuan-pertemuan arkeologi yang menguraikan tentang kepurbakalaan di luar Jawa dan Bali (selalu 50 % tentang Jawa dan 40 % tentang Bali). Mengingat propinsi di negara kita yang berjumlah 27 buah maka saya mencoba untuk mengungkapkan setitik uraian tentang prasejarah di luar Jawa dan Bali ini, apalagi Irian Jaya sebagai sebuah propinsi yang terbesar di negara kita dan telah menghabiskan segala energi untuk mendapatkannya. Dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan salah sebuah situs yang diduga berasal dari masa prasejarah yang terletak di kampung Doyo Lama, kecamatan Sentani, kabupaten Jayapura. Doyo Lama ini merupakan sebuah kampung yang terletak di tepi danau Sentani, di jalan raya antara Sentani dan Genyem. Rumah-rumah penduduknya merupakan rumah tiang di atas danau Sentani. Bentuk rumah, pembagian ruangan, susunan ruangan, dikerjakan menurut selera masing-masing. Jarak antara tiap rumah juga tidak menentu, sedangkan tiap rumah rata- rata ditempati satu keluarga. Dahulukala satu rumah ditempati dua atau tiga keluarga bersama-sama. Bentuk rumahnya sekarang sudah modern, atapnya tidak lagi menutup sampai ke lantai, sehingga hanya terdapat satu jendela, tetapi sekarang di dinding samping sudah terdapat beberapa jendela. Hampir di tiap rumah tidak terdapat tempat khusus untuk menerima tamu. Juga cara penerimaan tamu yang terhormat dan tidak terhormat diperlakukan sama, perbedaannya hanya terletak pada penyajian makanannya. Untuk tamu terhormat disuguhkan makanan istimewa, seperti daging ayam dan babi. Pembangunan rumah pada pokoknya dikerjakan secara gotong royong karena merupakan pekerjaan berat dengan konsekuensi disediakan jaminan makanan dan minuman. | en_US |
dc.language.iso | ind | en_US |
dc.subject | Arkeologi Indonesia | en_US |
dc.subject | Tapak sejarah | en_US |
dc.subject | Megalitik | en_US |
dc.title | Mungkinkah Doyo Lama merupakan sebuah situs pra sejarah | en_US |
dc.type | Seminar Papers | en_US |
dc.format.pages | 709-714 | en_US |
dc.identifier.callno | DS621.P47 1980 katsem | en_US |
dc.contributor.conferencename | Pertemuan Ilmiah Arkeologi | - |
dc.coverage.conferencelocation | Jakarta, Indonesia | - |
dc.date.conferencedate | 1980-02-25 | - |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.