Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/778048
Title: | Beberapa aspek tentang rekonstruksi bangunan-bangunan purbakala di Indonesia |
Authors: | Basoeki |
Conference Name: | Pertemuan Ilmiah Arkeologi |
Keywords: | Arkeologi Indonesia Bangunan purba |
Conference Date: | 1980-02-25 |
Conference Location: | Jakarta, Indonesia |
Abstract: | Kata rekonstruksi atau pemuga berarti memulihkan kembali bangunan-bangunan purbakala yang rusak atau runtuh pada bentuk dan ukuran aslinya. Pelaksanaannya hanya khusus pada bangunan-bangunan yang bentuknya simetris. rinya bangunan-bangunan yang jika dipotong tegaklurus menjadi du bagian yang sama, maka kedua potongan atau bagian itu akan mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Dengan kata lain jika sebuah bangunan yang simetris yang masih nampak hanya separuhnya, maka baran separuhnya yang runtuh itu mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dengan bagian yang masih nampak. Dalam hal ini kita merasa beruntung, karena yang kita pugar hampir selalu bangunan-bangunan yang bentuknya simetris. Dengan demikian jika ada bangunan yang sebagian runtuh, maka kita dengan mudah dapat membayangkan dan menggambarkan bentuk bangunan itu sesuai dengan bentuk sewaktu bangunan itu masih berdiri tegak. Juga walaupun seluruh bangunan itu telah runtuh kita masih dapat berusaha untuk mengembalikannya dalam keadaan semula, asal saja dari reruntuhan-reruntuhannya dapat dibuatkan susunan percobaan. Kemudian susunan-susunan percobaan itu dapat digambarkan rekonstruksinya. Dari gambar rekonstruksi inilah baru dapat dilihat bentuk bangunan tersebut. Selain itu dapat dipelajari juga perbandingan jumlah batu yang asli (yang masih ada) dengan batu-batu yang hilang, yang dalam gambar rekonstruksi bisa dilihat pula bentuk-bentuknya. Bentuk asli bangunan tersebut sudah jelas, tetapi tentang ukuran bangunan tersebut secara keseluruhan belum tentu sama karena di dalam praktek pemasangan kembali batu-batu tersebut akan mengalami pergeseran walaupun hanya setengah milimeter. Selisih setengah milimeter dalam pemasangan setiap batu akan bertambah besar pada keseluruhan pemasangan sampai beratus-ratus batu. Dan dengan demikian maka dalam penyusunan kembali bangunan tersebut secara keseluruhan akan diperoleh selisih dari ukuran yang sebenarnya; tetapi yang penting ialah bentuknya dapat dipertahankan. |
Pages: | 623-633 |
Call Number: | DS621.P47 1980 katsem |
URI: | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/778048 |
Appears in Collections: | Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding |
Files in This Item:
There are no files associated with this item.
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.