Lingkungan pengendapan formasi pucangan dan kabuh serta hubungannya dengan penafsiran daerah permukiman Pithecanthropus di daerah Sangiran, Jawa Tengah

Abstract

Sejak tahun 1976 hingga saat ini penyelidikan 'geologi yang menyertai program penggalian di daerah Sangiran, rekonstruksi posisi stratigrafi Pithecanthropus maupun penyelidikan pola arah arus purba telah penulis laksanakan. Semua penelitian tersebut dimaksudkan untuk mendukung pemecahan masalah rekonstruksi kehidupan masa Pleistosen dari sudut geologi. Tujuan akhirnya adalah pengungkapan keadaan geografi purba yang akan menopang daerah permukiman Pithecanthropus. Untuk maksud tersebut di atas maka pada masa ini penelitian lebih banyak ditekankan pada studi lingkungan pengendapannya. Banyak ahli telah merintis jalan dalam kerangka global studi kehidupan plestosen di daerah Sangiran yang terletak 10 km di sebelah utara Surakarta, hanya penekanan dan tahapnya berbeda-beda. Van Es (1931) telah mempublikasikan peta geologi daerah Sangiran dengan skala 1: 20.000 yang kemudian diulangi dan direvisi oleh Von Koeningswald (1940). Sartono (1961, 1970 dan 1975) juga mempublikasikan peta geologinya. Para ahli dari Jepang dan Indonesia telah bekerja sama pula sejak tahun 1976 di daerah Sangiran. Di samping itu penelitian-penelitian di bidang geologi juga telah dilakukan oleh Kadar, D (1966); Otto Sudarmadji (1976); Bambang Wijaya Hariadi (1978) dan Sumar Mahadi (1979) dalam rangka penyelesaian studi sarjana. Suatu lingkungan sedimenter merupakan salah satu bagian permukaan bumi yang secara fisika, kimia dan biologi berbeda dari daerah sekitarnya.