Please use this identifier to cite or link to this item: https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/772585
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorDrs Tarmizi Ms-
dc.contributor.editorFauzi, IR.-
dc.contributor.editorRosyadi, IR.-
dc.contributor.editorKelana, Andra S-
dc.date.accessioned2024-01-29T03:28:34Z-
dc.date.available2024-01-29T03:28:34Z-
dc.identifier.urihttps://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/772585-
dc.description.abstractPembangunan merupakan kebutuhan pokok dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan salah satu komponen utamanya adalah kemajuan ekonomi. Selama dua dasa warsa (tahun 50-an dan 60-an) yang lalu, pembangunan ekonomi dapat terjadi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Gross National Product (GNP) per kapita meningkat sebesar 5 persen sampai dengan 7 persen atau lebih per-tahun; Terjadi perubahan yang terencana struktur produksi dan kesempatan kerja, sehingga peranan sektor pertanian menurun dan sektor industri dan jasa meningkat (Todaro, 1989). Irnplikasinya, strategi dasar pembangunan yang dilaksanakan adalah industria- lisasi yang mengabaikan perkembangan sektor pertanian dan pernbangunan pedesaan. Artinya pembangunan semata-mata dipandang sebagai gejala ekonomi, yaitu melihat pernbangunan sebagai pertumbuhan pendapatan per kapita dan dengan sendirinya memberikan pengaruh kepada masayarakat banyak dalam bentuk kesempatan kerja atau menciptakan kondisi untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan (Djamin, 1984). Pengalaman pembangunan sebagian besar negara berkembang dalam periode yang sama menunjukkan bahwa sewaktu tercapai target pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan per kapita secara mengagumkan, namun taraf hidup sebagian besar masyarakat tidak banyak mengalami perbaikan, bahkan pengangguran dan kemis- kinan cenderung terus meningkat (Todaro, 1989). Kenyataan itu merupakan isyarat bahwa pendapatan per kapita tidak tepat lagi digunakan sebagai indikator utama dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekono- mi, sehingga konsep pembangunan ekonorni perlu dikaji ulang, dan pada akhir tahun 70-an pembangunan ekonomi didefinisikan dalam rangka mengurangi pengangguran, pemberantasan kemiskinan dan ketidakmerataan dalam kaitannya dengan perekonomian yang sedang tumbuh. Hal ini merupakan cikal bakal timbulnya gagasan "redistribution from growth atau pemerataan perturnbuhan". Pembangunan daerah atau wilayah merupakan bagian integral dari pembangu- nan nasional , dengan demikian tujuan pernbangunan daerah atau wilayah harus samaen_US
dc.language.isoinden_US
dc.publisherUniversitas Islam Riau Press, Indonesiaen_US
dc.subjectEkonomien_US
dc.subjectDasar pembangunanen_US
dc.titleTransformasi struktur perekonomian dan dampaknya terhadap sektor pertanian di daerah Riauen_US
dc.typeSeminar Papersen_US
dc.format.pages170-185en_US
dc.identifier.callnoLB2326.3.S45 1995 katsemen_US
dc.contributor.conferencenameProsiding Seminar Hasil Penelitian UIR 1995-
dc.coverage.conferencelocationUniversitas Islam Riau, Indonesia-
dc.date.conferencedate1995-10-18-
Appears in Collections:Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding

Files in This Item:
There are no files associated with this item.


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.