Please use this identifier to cite or link to this item: https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/394815
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorAbu Bakar Abd. Hamid-
dc.date.accessioned2023-06-15T07:50:40Z-
dc.date.available2023-06-15T07:50:40Z-
dc.identifier.otherukmvital:120853-
dc.identifier.urihttps://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/394815-
dc.description.abstractSesudah 43 tahun merdeka apakah masih perlu kita membincangkan tentang kebudayaan kebangsaan? Lebih-lebih lagi mengingat Dasar Kebudayaan Kebangsaan telah dimaktubkan dalam tahun 1971 apabila berlangsungnya Kongres Kebudayaan Kebangsaan anjuran Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan. Pertanyaan seperti ini sudah tentu mengundang sekelumit rentetan pertanyaan yang lain. Apakah Bangsa Malaysia itu sendiri sudah wujud? Jelaskah kepada kita bagaimana rupa jatidiri Malaysia? Apakah cinta kita kepada Malaysia itu melampaui cinta kepada kaum atau suku kaum kita?-
dc.language.isomay-
dc.publisherKementerian Kebudayaan, Kesenian dan Pelancongan,Kuala Lumpur-
dc.subjectDasar kebudayaan kebangsaan-
dc.subjectBangsa Malaysia-
dc.titleDasar kebudayaan kebangsaan menghadapi cabaran zaman-
dc.typeSeminar Papers-
dc.format.pages11-
dc.identifier.callnoDS592.S44 2000 sem-
dc.contributor.conferencenameSeminar Penghayatan dan Pengukuhan Kemerdekaan Malaysia-
dc.coverage.conferencelocationMenara Dato' Onn, Putra Dagangan Dunia Putra-
dc.date.conferencedate11/09/2000-
Appears in Collections:Seminar Papers/ Proceedings / Kertas Kerja Seminar/ Prosiding

Files in This Item:
There are no files associated with this item.


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.