Pengaruh faktor ekonomi domestik dan regional pada pendapatan saham di pasar modal Indonesia: dalam kerangka teori arbitrasi dan kointegrasi

Abstract

A study explores the relationships between stock return and precified economic indicators and identifies a set of economic variables that correspond most closely with the stock return obtained from factor analysis. Determining the number of economic factors domestic and regional in Southeast Asian that explain stock return plays an important role in empirical test of the Arbitrage Pricing Theory (APT). We found that stock returns are significantly influenced by a number of systematic economic force and by composite stocks index in Southeast Asian Stock Exchange. This reseach also examines cointegration of relationship between a set of economic variables with stock return on long-term by empirical test of the Error Correction Model (ECM). We found that there was significantly co integration between economic variables and composite stock index in Southeast Asian Stock Exchange with stock return in Indonesian Stock Exchange on long- term. Keywords: return, Arbitrage Pricing Theory, Error Correction Model, cointegration. I. PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan return saham dengan indikator ekonomi dan mengidentifikasi sekelompok variabel ekonomi yang mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal Indonesia melaiui pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT). Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis pengaruh faktor ekonomi regional yang diproksi dengan indeks saham gabungan (composite index) negara negara Asia terhadap pendapatan saham di pasar modal Indonesia. Selanjutnya penelitian ini dikembangkan untuk melihat pengaruh faktor domestik clan regional pada pendapatan saham dalam jangka panjang dengan melihat ada tidaknya kointegrasi antara faktor ekonomi domestik dan regional dengan pendapatan saham di pasar modal Indonesia. Pertimbangan dalam memilih obyek penelitiandi pasar modal Indonesia dikarenakan merupakan pasar modal yang sedang berkembang clan pada tabun 1997 pasar modal tersebut mengalami krisis keuangan dalam negeri yang menyebabkan pasar modal terpuruk. Dimungkinkan terdapat pengaruh regional yang menyebabkan pasar modal Indonesia terpuruk akibat terpaan krisis keuangan yang terjadi di kawasan Asia. Adanya efek penularan krisis (contagion effect) menunjukkan ada hubungan saling mempengaruhi (kointegrasi) antara pasar modal Indonesia dengan pasar modal Asia lainnya. Adanya kointegrasi antara berbagai faktor ekonomi domestic dan regional dalam mempengaruhi pendapatan saham menunjukkan adanya keseimbangan jangka panjang antara pendapatan saham dengan faktor pembentuknya. APT yang dikemukakan oleh Ross (1976) merupakan altematif dari teori penentu return saham yang dikembangkan sebelumnya oleh Sharpe (I 964) dengan teori Capital Asset Pricing Model (CAPMi. Jika CAPM hanya memasukkan risiko pasar saja sebagai penentu return saham, dalam APT ada banyak faktor yang memiliki kemungkinan mempengaruhi return saham sehingga dibandingkan dengan CAPM, APT lebih mampu -menjawab permasalahan dalam menentukan berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. Namun demikian model APT adalah model statis yang melakukan peramalan hanya pada kondisi dan waktu