Please use this identifier to cite or link to this item:
https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/497519
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.advisor | Rizal Mohd. Yaakop, Prof. Dr. | - |
dc.contributor.author | Ilham Yamin Ismail (P60546) | - |
dc.date.accessioned | 2023-10-13T08:04:39Z | - |
dc.date.available | 2023-10-13T08:04:39Z | - |
dc.date.issued | 2016-05-25 | - |
dc.identifier.other | ukmvital:81699 | - |
dc.identifier.uri | https://ptsldigital.ukm.my/jspui/handle/123456789/497519 | - |
dc.description | Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) secara langsung merupakan salah satu bentuk proses transisi demokrasi di Indonesia. Arena demokrasi elektoral tempatan ini telah membuka pelbagai kelemahan manakala menggunakan kayu ukur kualiti demokrasi di peringkat tempatan. Secara khas hubungan antara elit politik yang menggunakan kekuasaan politik penyandang jawatan menumpu pada hubungan patron-klien dengan penyelenggara pilihan raya umum kepala daerah. Hubungan-interaksi, kerjasama antar institusi demokrasi (parti politik, parlimen, dan birokrasi) serta persaingan antar elit politik dalam Pemilukada tersebut menumpukan suatu kepentingan sempit dan jangka pendek yang lazim disebut klientelisme politik. Tujuan penyelidikan ini adalah untuk mengetahui aspek klientelisme politik yang berlaku dalam Pemilukada serta mengungkapkan kekuasaan politik penyandang jawatan terhadap suruhanjaya yang terlibat dalam Pemilukada (SPR tempatan). Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui kajian kes Pemilukada Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia yang menggunakan teknik purposive sampling dalam pemilihan sampel. Kajian inimenghuraikan kelemahan fungsi Panitia Pengawas Pemilu(Panwaslu) dan amalan kuasa penyandang jawatan menggunakan peranan birokrat melalui "Tim Sukses", mendedahkan punca keterlambatan penubuhan Panwaslu serta pergantungan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Selanjutnya,menghujahkan klientelisme politik tersusun ke dalam dua bentuk jaringan iaitu : (i) Jaringan formal dengan menggunakan kuasa politik terlihat (visible power); (ii) Jaringan informal yang tersusun dengan kuasa politik tersembunyi (hidden power) dan kuasa politik yang tak terlihat (invisible power). Kesimpulannya bahawa kekuasaan politik penyandang jawatan mengabaikan electoral process serta electoral law dalam arena demokrasi tempatan melalui Pemilukada Takalar 2007, ianya menjejaskan pertandingan pengundian peringkat tempatan yang menghasilkan jaringan formal dan jaringan informal antar lembaga demokrasi (PRU, elit birokrasi, elit sivil, parti politik, KPU, Parlimen) bertumpu pada klientelisme politik.,Ph.D. | - |
dc.language.iso | may | - |
dc.publisher | UKM, Bangi | - |
dc.relation | Faculty of Social Sciences and Humanities / Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan | - |
dc.rights | UKM | - |
dc.subject | Klientelisme politik | - |
dc.subject | Pemilukada | - |
dc.subject | Kekuasaan politik | - |
dc.subject | Penyandang jawatan | - |
dc.subject | Institusi demokrasi | - |
dc.subject | Dissertations, Academic -- Malaysia | - |
dc.title | Klientelisme politik dan kekuasaan penyandang jawatan: kes Pemilukada Takalar 2007-2012 Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia | - |
dc.type | Theses | - |
dc.format.pages | 275 | - |
dc.identifier.barcode | 002236 | - |
Appears in Collections: | Faculty of Social Sciences and Humanities / Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
ukmvital_81699+SOURCE1+SOURCE1.0.PDF Restricted Access | 4.6 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.